Berdasarkan keterangan dari seorang psikolog, Salma Prabhu, "Selfies atau selfie adalah upaya untuk menunjukkan kepada orang banyak betapa hebatnya dia, namun hal tersebut bisa jadi bertujuan ingin diperhatikan."
Sementara itu, hal serupa juga diungkapkan oleh Ankita Gaba, Psikolog Klinis dan Ahli Media Sosial, "Foto sendiri yang dilakukan juga oleh diri sendiri bukan karena kepercayaan diri Anda tinggi, tetapi karena butuh perhatian."
Hashtag #selfie pertama beredar di instagram ketika salah satu pengguna akun bernama Jennifer Lee pada 16 Januari 2011 mengunduh foto dirinya sendiri kemudian diikuti 57 juta pengguna Instagram.
Selfie juga merambah ke para tokoh terkenal dunia, seperti Michelle Obama, Sonam Kapoor dan Nicki Minaj.
Menurut Gaba, selfie dilakukan juga karena sudah banyak ponsel ataupun gadget yang beredar memiliki fasilitas kamera depan. "Karena teknologi sekarang sudah semakin canggih, hampir semua gadget sudah ada kamera depan dan mudahnya mengunduh langsung ke jejaring sosial. Ini juga bisa menjadi penyebab foto selfie banyak penggemarnya," terangnya.
Prabhu memperingatkan, bahwa selfie dapat mengubah seseorang menjadi orang yang ambisius, serta memiliki obsesi yang tidak sehat.
"Nanti lama kelamaan kalau terus dilakukan bisa menyebabkan seseorang memiliki obsesi yang tidak sehat karena kurangnya perhatian itu," ungkapnya.
Menyoroti maraknya selfie, Instruktur Bahasa Tubuh, Riddhi Doshi Patel menerangkan, selfie itu justru merupakan sesuatu yang memperlihatkan dirinya tidak percaya diri.
"Mungkin subjek terlihat percaya diri, tapi justru tidak ada sesuatu yang ditahan. Saat foto sendiri senyum tidak akan terlihat tulus karena foto tersebut direncanakan dan tidak ada ekspresi tulus ketika foto itu diambil diri sendiri," imbuh Patel.
Sebaiknya, kalaupun ingin melakukan foto sendiri dengan benar-benar, sambung Patel, perlihatkan muka dan senyum yang tulus sehingga tidak ada anggapan Anda butuh perhatian.
